www.fotolokasi.com - Desa yang juga memiliki kisah sejarah serta tidak kalah penting dalam Babad Tanah Cirebon salah satunya adalah Karang Wangi yang pada zaman dulu dikenal juga dengan sebutan Karang Loa. Untuk mengetahui singkat sejarah asal-usul penamaan Ds. Karang Wangi, Kec. Depok, Kab. Cirebon klik link di bawah ini:
Secara Administratif Desa Karangwangi adalah salah satu dari 12 Desa di Wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, yang mempunyai luas wilayah 149,79 Ha. Berdasarkan sumber dari Dokumentasi Desa Karangwangi, letak Geografis Desa Karangwangi sebagai berikut:
Sebelah Barat bersebelahan dengan Desa Sindangmekar Kecamatan DukuPuntang
Sebelah Timur bersebelahan dengan Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber
Sebelah Selatan bersebelahan dengan Desa Sindang Jawa Kecamatan DukuPuntang
Sebelah Utara bersebelahan dengan Desa Getasan Kecamatan Depok
Berikut di bawah ini Daftar Blok, RW/RT, dan Jumlah Dusun Desa Karang Wangi:
Di masyarakat wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mengenal istilah pemerintahan Kepala Desa dengan sebutan Kuwu. Berikut di bawah ini Daftar Nama Kuwu yang pernah memimpin Desa Karangwangi:
Desa Karangwangi merupakan salah satu desa di Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang dulunya termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Plumbon. Namun sejak diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Cirebon No. 17 tahun 2006 Tentang Pembentukan dan Penataan Kecamatan, desa Karangwangi mengalami pemekaran dan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Depok.
Klik tautan dibawah ini untuk melihat perkembangan sekitar wilayah
www.fotolokasi.com - Alkisah pada zaman dahulu kala tersebutlah ada seorang Panglima perang dari kerajaan Galuh bernama Adipati Kiban beserta pasukannya yang terlatih akan melakukan serangan ke wilayah Cirebon. Sang Panglima bersama prajurit-prajuritnya dalam perjalanannya sampailah tiba di suatu pedukuhan (red: dukuh/dusun) yang sangat luas yang bernama Karang Loa. Nama "Loa" merupakan nama jenis buah, yaitu Buah Loa yang banyak tumbuh di tanah Jawa. "Karang" dalam bahasa Jawa bermakna juga pekarangan ataupun lahan. Maka disebutlah dengan nama Karang Loa.
Penyebaran ajaran agama Islam di wilayah Cirebon pada masa saat itu pengaruhnya sudah sangat luas sampai menjangkau ke pelosok kampung, termasuk Karang Loa. Pada saat pasukan Adipati Kiban berada di daerah Karang Loa untuk melancarkan serangan dan menyusup ke pasukan Cirebon, dengan serentak pula pasukan Cirebon menghalau dan melakukan serangan. Walaupun jumlah pasukan lawan yang dihadapi sangat banyak, dengan segenap tekad kemampuan yang tinggi dan memiliki ilmu kanuragan yang handal akhirnya prajurit Cirebon berhasil menghalau mundur pasukan Galuh.
Di masa sekarang ada sebuah desa tetangga yang berdekatan dengan Desa Karang Wangi yaitu Desa Getasan. Konon pada saat peperangan, senjata yang digunakan pasukan Galuh diantaranya pedang klewang dan tombak tidak mempan digunakan melawan pasukan Cirebon. Senjata-senjata tersebut rapuh, dalam bahasa Jawa disebut "Getas". Oleh karena itu dari situlah diambil nama Desa Getasan.
Sejak pertempuran itu Karang Loa sangat masyhur dan menjadi sebutan yang baku di masyarakat. Kemudian di daerah Karang Loa banyak ditanam pohon Kenanga yang wangi bunganya, sehingga terkenal dengan sebutan Karang Wangi. Selanjutnya sebutan pedukuhan Karang Loa menjadi pedukuhan Karang Wangi, yang kemudian menjadi Desa Karangwangi.
Adapun pasukan Cirebon yang berjaya menghalau prajurit Galuh diantaranya adalah:
Buyut Benda, dikebumikan di Blok Masjid
Buyut Nurjaya, dikebumikan di Blok Lenggoko
Buyut Atas Raga, dikebumikan di Blok Karang Moncol
Pangeran Mayar, dikebumikan di Blok Penggulaan
Ki Gede Antaguna, dikebumikan di Blok Pawoan
Ki Gede Marguan, dikebumikan di Blok Pawoan
Ki Gede Nur Sakti, dikebumikan di Blok Pawoan
Pangeran Antakusuma, dikebumikan di Blok Benda/ Masjid
Singgalba dikebumikan di Blok Sanggrek
Buyut marong, dikebumikan di Blok Benda.
Di masyarakat wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mengenal istilah pemerintahan Kepala Desa dengan sebutan Kuwu. Klik link di bawah ini untuk melihat artikel:
Demikianlah kisah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Depok, Cirebon yang juga memiliki kisah sejarah serta tidak kalah penting dalam Babad Tanah Cirebon. Dirangkum sumber dari cerita masyarakat dan riset mahasiswa UIN (Universitas Islam Negeri) Syekh Nurjati.
www.fotolokasi.com - Desa Karangwangi merupakan salah satu desa di Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang dulunya termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Plumbon. Namun sejak diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Cirebon No. 17 tahun 2006 Tentang Pembentukan dan Penataan Kecamatan, desa Karangwangi mengalami pemekaran dan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Depok. Di masyarakat wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mengenal istilah Kepala Desa dengan sebutan Kuwu. Klik link di bawah ini untuk melihat artikel:
Untuk menuju lokasi Desa Karangwangi terdapat 4 akses jalan raya utama yang bisa di lalui kendaraan ataupun truk dengan rute sebagai berikut:
Dari arah Jalan Pantura Plumbon bisa lewat Jl. Pangeran Antasari
Dari arah Jalan Pantura Jamblang bisa lewat Jl. Arya Salingsingan
Dari arah Jalan raya Bandung - Cirebon lewat Jl. Nyi Ageng Serang
Dari arah Jalan raya Cirebon - Kota Sumber lewat Jl. R. Dewi Sartika
Kecamatan Plumbon telah menjadi lokasi kawasan industri di Cirebon terdapat pabrik-pabrik diantaranya pabrik tekstil, besi, furnitur, bisnis, perbankan, retail, otomotif dll. Tak hanya industri besar yang menyerap ratusan hingga ribuan karyawan, di kecamatan yang dekat dengan Pintu Tol ini juga tumbuh industri UMKM, seni kerajinan rotan, pengolahan kayu, bahan bangunan, pertanian ataupun peternakan yang aktivitas ramai hingga saat ini.
Seiring dengan maju nya industri, pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat yaitu perumahan di Kecamatan Depok juga sudah banyak dibangun. Yang terbaru sekarang ini sebuah lokasi perumahan pada bulan Juni 2023 dalam tahap pembangunan lokasinya berada di Desa Karangwangi.
Klik link di bawah ini untuk melihat artikel terkait promo Mulia Land Karang Wangi:
Mulialand Karangwangi by PMPland Group, adalah developer pengembang perumahan subsidi terbaik di Cirebon kini merilis rumah tapak dengan pembiayaan KPR subsidi dan non subsidi. Sebanyak 228 unit rumah tipe 30/60 dengan desain modern minimalis, dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, halaman belakang, halaman depan, dan garasi.
Lihat di Youtube
Lihat Foto
Nama/Lokasi
:
Perumahan Mulialand Karangwangi
Kategori
:
Properti Dijual, Rumah Subsidi, KPR
Lokasi Alamat
:
Jl. Karangwangi - Getasan, Karangwangi, Depok, Cirebon, Jawa Barat
www.fotolokasi.com - Kini cari rumah KPR subsidi di Cirebon semakin mudah! PMPland Group sebagai pengembang perumahan yang berpusat di Cirebon pada bulan Juni 2023 sudah memulai pembangunan lokasi perumahan baru di Desa Karangwangi, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Perumahan Mulialand Karangwangi menyediakan sekitar 228 unit rumah tipe 30/60 dengan desain modern minimalis. Memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, halaman depan, halaman belakang, dan carport ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rumah bagi milenial muda dan pasangan suami istri yang ingin memiliki hunian sendiri.
Lokasi Mulialand Karangwangi yang strategis di sekitaran Kecamatan Plumbon dan Kota Sumber, tepatnya berada di Jalan Karangwangi - Getasan tentu menjadi keunggulan yang tidak perlu diragukan lagi. Lokasinya dekat dengan kawasan industri Plumbon, jalan raya Plumbon, pusat belanja, pusat pendidikan, pusat pemerintahan, balai desa, dan masjid desa Karangwangi.
Klik link di bawah ini untuk melihat artikel terkait Desa Karangwangi:
www.fotolokasi.com - Waduk Darma Kuningan merupakan sebuah lokasi waduk buatan yang terletak di Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Waduk ini telah menjadi icon pariwisata Kuningan sejak pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 1987. Selain menjadi sumber air bagi irigasi di sekitar waduk, Waduk Darma juga menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.
Dengan luas sekitar 700 hektar, Waduk Darma menawarkan pemandangan indah pegunungan dan perbukitan serta keindahan kawasan persawahan di sekitar waduk. Waduk yang berada di ketinggian 600 meter dari permukaan laut ini juga menjadi tempat berkembangnya flora dan fauna yang cukup banyak. Beberapa jenis ikan seperti nila, mujair, dan lele dapat ditemukan di dalam waduk ini.
Selain menikmati keindahan alam, pengunjung juga dapat melakukan berbagai aktivitas di Waduk Darma seperti memancing ikan, berkemah, dan berenang. Pengunjung juga dapat berkeliling waduk dengan menyewa perahu atau sekedar menyaksikan kegiatan nelayan lokal yang mencari ikan di waduk.
Selain itu, Waduk Darma Kuningan juga memiliki spot untuk menikmati senja atau sunrise yang indah. Salah satu yang terkenal adalah di puncak Bukit Penanggungan yang terletak di sekitar waduk. Dengan trekking sekitar 20 menit dari pinggiran waduk, pengunjung bisa menyaksikan matahari terbit atau terbenam dengan pemandangan pegunungan di sekelilingnya.
Namun, belakangan ini potensi wisata di Waduk Darma semakin berkembang dengan dibangunnya beberapa fasilitas pendukung seperti pusat informasi, kafe, area parkir, dan tempat penginapan. Diharapkan dengan adanya fasilitas ini, Waduk Darma Kuningan semakin diminati oleh pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam dan suasana pedesaan yang tenang.
Lihat di Youtube
Meskipun sudah menjadi destinasi wisata yang cukup terkenal, pihak pengelola Waduk Darma Kuningan tetap berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem di sekitar waduk. Beberapa kegiatan seperti penghijauan dan pengawasan terhadap nelayan yang beroperasi di waduk dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar Waduk Darma.
Secara keseluruhan, Waduk Darma Kuningan merupakan destinasi wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dengan keindahan alam yang masih asli dan suasana pedesaan yang tenang, pengunjung dapat merasakan kembali kehidupan yang sederhana dan keindahan khas alam Indonesia.
Namun, seiring dengan berkembangnya potensi wisata, langkah-langkah untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar waduk tetap harus dilakukan untuk menjaga keindahan dan keberlanjutan destinasi wisata ini.
www.fotolokasi.com - Pantai Kejawanan Cirebon merupakan salah satu pantai yang banyak di kunjungi masyarakat Cirebon ataupun wisatawan lokal dari luar Cirebon. Selama pandemi Covid19 pantai ini ditutup untuk pengunjung umum, dan seiring berjalannya waktu hingga tahun 2022 pandemi mulai selesai pantai ini dibuka kembali.
Di tahun 2022 Pantai Kejawanan mengalami beberapa renovasi dermaga agar para pengunjung bisa lebih menuju ke tengah laut. Walaupun terbilang tidak ada atraksi ataupun permainan yang bisa menjadi daya tarik pengunjung, namun pengunjung masih tetap bisa menikmati deburan angin laut ataupun teriknya matahari khas pantai.
Dengan membayar tiket parkir kendaraan dan tiket masuk pantai, para wisatawan dapat berenang di tepian laut di area yang sudah disediakan dan tak perlu khawatir jika rasa lapar dan haus tiba, di pantai ini juga tersedia food court atau pujasera dengan aneka menu makanan dan menu khas Cirebon. Tak hanya itu saja, di Pantai Kejawanan pengunjung juga dapat membayar sewa perahu untuk dapat naik perahu lebih ke tengah laut.
Pantai Kejawanan atau dikenal juga dengan Pelabuhan Kejawanan, lokasi pantai ini menjadi satu dengan komplek industri, pabrik dan area bongkar muat barang kapal pelabuhan. Jadi ketika pengunjung memasuki area pos penjagaan keamanan akan ditanyakan terlebih dahulu maksud dan keperluan di Pantai Kejawanan.
Lihat di Youtube
Bagi para pegiat fotografi dan dokumentasi di Pantai Kejawanan tidak diperkenankan menggunakan kamera Drone, DSR, Mirrorless, Pocket Camera, Video Camera, dan Handycam. Pengunjung hanya diperbolehkan foto dengan kamera Handphone VGA Symbian dan kamera Tustel yang menggunakan roll film merk Fuji Film atau Kodak (-,-). Tapi tak perlu khawatir pengunjung tetap diperbolehkan foto dengan Handphone Android dan Apple OS.
Untuk lebih menjadikan semua lokasi pantai menjadi objek wisata, perlu lebih ditingkatkan lagi beberapa fasilitas sarana dan prasarana, seperti atraksi pengunjung, wahana permainan, kuliner, hingga kebersihan dan keamanan. Agar mahalnya biaya yang dikeluarkan pengunjung sebanding dengan pengalaman yang didapat.
Nama/Lokasi
:
Pantai Kejawanan Cirebon / Kejawanan Beach
Kategori
:
Pariwisata, Wisata Alam
Lokasi Alamat
:
Jl Raya Kalijaga Kejawanan, Kota Cirebon, Jawa Barat 45112
www.fotolokasi.com - Perundingan Linggarjati atau Perundingan kuningan adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di daerah Linggarjati, kuningan, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia.
Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.
Latar Belakang Perjanjian Linggar Jati dikarenakan masuknya pasukan AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia. Karena pada saat itu Jepang menetapkan status quo di Indonesia yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda.
seperti contohnya peristiwa 10 November, selain itu pemerintah Inggris bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia.
Pada awalnya, Indonesia dan Belanda diajak untuk berunding di Hoge Veluwe yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 15 April 1946, akan tetapi perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatra dan Madura, namun Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.
Lihat di Youtube
beberapa tokoh yang terlibat dalam perjanjian Linggar Jati datang sekaligus mewakili masing-masing pihak. Para tokoh yang terdapat dalam perjanjian bersejarah tersebut, yaitu:
Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir sebagai ketua. Ditemani oleh AK Gani, Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem.
Pihak Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn sebagai ketua dan ditemani oleh Max van Poll, HJ van Mook serta F de Boer.
Pihak Inggris selaku penanggung jawab atau mediator diwakili oleh Lord Killearn.
Misi sebelumnya dalah di akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 7 Oktober 1946 bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia dengan Belanda dengan dipimpin oleh Lord Killearn.
Perundingan ini menghasilkan persetujuan gencatan senjata pada tanggal 14 Oktober dan meratakan jalan ke arah perundingan di Linggarjati yang dimulai tanggal 11 November 1946.
Jalannya perundingan
Setelah pemilihan umum Belanda pada tahun 1946, koalisi pemerintahan yang baru terbentuk memutuskan untuk mendirikan Komisi Jenderal untuk memulai negosiasi dengan Indonesia. Pemimpin dari komisi ini adalah Wim Schermerhorn. Tujuan didirkannya komisi ini adalah untuk mengatur konstitusi Hindia Belanda pada pasca-Perang Dunia II tanpa memerdekakan koloninya.
Dalam perundingan ini, Wim Schermerhorn beserta komisinya dan Hubertus van Mook mewakili Belanda, sementara Soetan Sjahrir mewakili Indonesia, dan Lord Killearn dari Inggris bertindak sebagai mediator dalam perundingan ini.
Hasil perundingan tersebut menghasilkan 17 pasal yang antara lain berisi:
1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera,dan Madura.
2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
3. Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
4. Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.
Mengenai RIS sendiri, Soekarno menerima kompromi tersebut untuk menghindari perlawanan terhadap Belanda yang sulit dan pemahamannya mengenai sistem republik, maka ia dapat memimpin RIS yang mayoritasnya penduduk Indonesia. Sementara Komisi Jenderal juga menerima kompromi tersebut karena kemungkinan perang dapat dihindari dan hubungan Belanda dengan Indonesia dapat berlanjut.
Pro dan Kontra di kalangan masyarakat Indonesia
Perundingan ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia, contohnya beberapa partai seperti Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai Rakyat Jelata. Partai-partai tersebut menyatakan bahwa perundingan itu adalah bukti lemahnya pemerintahan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara Indonesia.
Dampak
Perjanjian ini memberikan dampak buruk bagi Indonesia. Indonesia harus kehilangan wilayah kekuasaannya, berdasarkan perjanjian ini wilayah Indonesia hanya Jawa, Sumatera, dan Madura. Bagi beberapa pihak kehilangan wilayah ini adalah sebuah kesalahan besar. Langkah ini terpaksa diambil dengan pertimbangan delegasi Indonesia adalah kekuatan militer Belanda yang hebat dan militer Indonesia yang apa adanya, apabila perundingan ini tidak membuahkan hasil akan mengakibatkan perang kembali yang akan berdampak buruk bagi Indonesia. Selain itu Indonesia harus ikut dalam Persemakmuran Indonesia-Belanda.
Pelanggaran Perjanjian
Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947, Van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini merupakan akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
Gedung perundingan Linggarjati, awalnya merupakan sebuah rumah biasa. Berikut Riwayat Gedung Perundingan Linggarjati dari tahun-ketahun.
Berawal dari tahun 1918,
Ditempat ini berdiri gubuk milik Ibu Jasitem.
Tiga tahun kemudian di tahun 1921,
Gubuk ini dirombak menjadi bangunan semi permanen oleh seorang Bangsa Belanda bernama Tersana.
Hingga di tahun 1930,
Dibangun menjadi permanen dan menjadi rumah tinggal keluarga van Os.
Pada tahun 1935,
Dikontrak oleh Teo Huitker dan dijadikan Hotel bernama Rustord.
Di masa penjajahan Jepang tahun 1942,
hotel ini berganti nama menjadi Hotel Hokay Riyokan.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945,
hotel ini diberi nama Hotel Merdeka.
Tahun 1946,
Di gedung ini berlangsung peristiwa bersejarah, yaitu perundingan antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang menghasilkan Naskah Linggarjati. Sehingga gedung ini sering disebut Gedung Perundingan Linggarjati.
Selama perioda tahun 1950 sampai tahun 1975,
Sejak aksi militer tentara ke 2, gedung ini dijadikan markas Belanda.
Sampai berakhir agresi militer yang ke 2 tahun 1950 hingga tahun 1975 gedung Perundingan Linggarjati difungsikan menjadi Sekolah Dasar Negeri Linggarjati.
Tahun 1975,
Bung hatta dan Ibu Syahrir berkunjung dan membawa pesan bahwa gedung ini akan dipugar oleh perusahaan Pertamina, namun usaha renovasi hanya sampai pembuatan bangunan sekolah untuk kegiatan belajar mengajar Sekolah Dasar Negeri Linggarjati.
Dan akhirnya setahun kemudian tahun 1976,
Gedung ini oleh pemerintah diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk dijadikan museum memorial dan sebagai benda cagar budaya.