www.fotolokasi.com - Pendakian di
Gunung Papandayan bagi para pemula, bukanlah semata-mata hanya untuk menguji fisik dan mental. Melainkan dapat pula menjadi pelajaran dan pengalaman berharga bagaimana membawa diri di alam bebas. Yang terpenting adalah mempersiapkan fisik dan kesehatan untuk bisa naik melanjutkan perjalanan, untuk itulah kita memutuskan
camping mendirikan tenda di area
Pondok Salada, setelah itu pada pagi harinya perjalanan dilanjutkan. (lihat artikel:
Papandayan, Gunung yang Cocok untuk Pendaki Pemula).
|
Tegal Alun Gunung Papandayan |
Pondok Salada
Camp Area adalah tempat yang nyaman untuk
Adventurer sebagai tempat singgah pada perjalanan di Gunung Papandayan, di sini kita bisa menikmati keindahan panorama hamparan bunga
Edelweiss yang berpadu dengan hutan. Dan jangan takut akan minimnya ketersediaan air bersih, karena air di sini sangat mudah didapatkan. Terlebih di
Pondok Saladah sudah ada bangunan sarana prasarana yang nyaman untuk para pendaki seperti fasilitas toilet umum, mushola, dan warung.
|
Camp Area Papandayan Mountain |
|
Pondok Saladah Camp Area |
Perjalanan kemudian berlanjut menuju Tegal Alun. Untuk sampai ke Tegal Alun, pendaki harus menelusuri
Hutan Mati, salah satu tempat wisata menarik yang terletak di Gunung Papandayan. Hutan mati terkenal karena keindahan pemandangannya, yaitu pohon-pohon kayu yang sudah mati terbakar akibat letusan Gunung Papandayan. Jika dilihat lagi, Hutan mati ini sepertinya menyeramkan dan angker. Namun, tidak dengan kenyataannya, deretan
Kayu Cantigi yang telah mati menghitam itu menyuguhkan panorama alam yang menakjubkan.
|
Hutan Santigi Gunung Papandayan |
Sekilas mengenai Pohon Santigi, banyak penulisan dan penyebutan tentang pohon dan kayu ini. Diantaranya adalah Centigi, Cantinggi, Drini, Kastigi, Mentigi, Setigi, Sentigi, Santigi, dan Santiki. Bentuk fisik dari kayu ini adalah walaupun terlihat pendek namun cabang dan ranting kayunya banyak. Oleh karena itu, Kayu Santigi biasa digunakan sebagai tanaman
Bonsai dan tanaman hiasan.
|
Perjalanan Menuju Tegal Alun Gunung Papandayan |
Akhir dari perjalanan melewati Hutan Mati, maka akan tiba di Tegal Alun. Lokasi Tegal Alun adalah surga
Edelweiss di Papandayan, sehingga Tegal Alun dijuluki
Padang Edelweis dan merupakan yang paling luas di Indonesia. Edelweis sendiri merupakan tanaman yang dilindungi. Oleh karena itu, pendaki dilarang merusak apalagi memetik bunga abadi ini.
|
Padang Edelweiss Gunung Papandayan |
Meskipun medan menuju Gunung Papandayan bisa dibilang cukup mudah, tapi jangan lupa lakukan persiapan yang matang sebelum memulai pendakian. Kenakan pakaian yang nyaman agar lebih bebas bergerak. Keperluan logistik harus lengkap seperti makanan dan minuman,
adventure tools, perlengkapan naik gunung, perlengkapan PPPK (P
ertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau P3K) juga wajib dibawa, serta
masker atau penutup hidung untuk mengurangi menghirup udara belerang yang menyengat. Karena dengan kondisi asap belerang yang menjulang tinggi dan menyebar, sudah pasti udara di sekitar kawah sangat tidak baik untuk kesehatan.
|
Asap Belerang Gunung Papandayan |
Mengunjungi lokasi wisata petualang alam Gunung Papandayan rute perjalanan yang dilewati saat mendaki dan turun bisa dilakukan dengan rute yang sama. Jadi para pendaki dan orang-orang yang berkemah di Gunung Papandayan bisa menikmati keindahan alam dua kali. Yakni saat perjalanan berangkat dan saat perjalanan pulang seakan mengobati rasa lelah dan pegal setelah naik gunung.
|
Panorama Gunung Papandayan |